Selasa, 16 November 2010

Kucingpun Buang Hajat Sembarangan

TULISAN ini diilhami oleh khotbah khotib di masjid kampung dekat rumah saya Jumat pekan lalu. Khotib itu mengatakan bahwa dewasa ini banyak manusia yang sudah melupakan hubungan dengan Tuhan, menafikan etika, moral, dan sopan-santun. Manusia, katanya, cenderung hanya memerhatikan kepentingannya sendiri tanpa mengingat kepentingan orang lain.

Perilaku manusia yang tidak bermoral itu, katanya, temyata menular kepada binatang. Lihatlah kucing, di masa lalu kucing jika akan buang hajat akan mencari tempat yang jauh dari kediaman manusia. Setelah itu, si kucing akan mengeruk tanah dengan kaki depannya guna membuat lobang dan di dalam lobang itulah dia membuang kolorannya. Setelah selesai, si kucing akan menutup lobang tersebut lalu menciuminya. Apabila masih tercium bau busuknya, kucing itu akan menambah timbunan tanah di atas lobang itu. Tapi kucing di zaman sekarang buang hajat semaunya bahkan juga di dekat pintu rumah, tidak lagi membuat lobang melainkan buang saja kotorannya sesukanya tanpa menutupinya sehingga baunya tersebar kemana-mana bahkan sering kita menginjak kotoran itu tanpa sengaja.

Bukan hanya kucing, anjing dan binatang lainpun cenderung semaunya saja seolah meninj perilaku manusia. Yang kita tidak tahu mungkin di dunia binatang itu kini ada juga korupsi karena meninj manusia. ilYaaflU*mhi)hhul"in hanyapadUku.binaUQ JPerilakaalatnpun mengalami perubahan. Lihat saja iklim dan musim yang kini berbuat semaunya tidak lagi mengikuti pakem. Di buku Ilmu Bumi saat kita di sekolah ditulis bahwa musim kering di Indonesia berlaku dari April-Oktober kemudian musim hujan mulai dari Oktobef-April. Tapi sekarang, tidak jelas lagi karena bisa saja hujan mengguyur di tengah musim kering dan sebaliknya hujan tidak pernah turun di saat musim hujan.

Dilaporkan bahwa suhu telah bertambah panas dan salju di Kutub Utara dan Kutub Selatan serta di puncak Himalaya mulai meleleh sehingga air laut meninggi dan menenggelamkan beberapa pulau kecil. Sebaliknya salju yang turun tampak makin banyak di beberapa negara yang tadinya relatif kekurangan salju. Banjir bandang kini melanda Makkah dan Jeddah sehingga menelan korban lebih dari 100 jiwa, padahal sebelumnya hal itu tidak pernah terjadi di sana dalam kurun puluhan tahun. Alam dan binatang selalu bereaksi terhadap ulah manusia karena manusia adalah khalifah di muka bumi ini. Manusia busuk akan membuat alam marah dan binatang berbuat ulah. Ini adalah masalah sebab-akibat, soal aksi-reaksi. Karena itu, kita harus melakukan penyadaran diri terus menerus untuk memperbaiki moralitas, etika, dan sopan-santun.

Dan yang paling utama, kita harus memperbaiki kualitas hubungan kita dengan Allah SWT agar kita dan bumi serta alam ini bisa saling bersinergi dalam kebaikan dan kedamaian. Selamat berakhir pekan dalam liburan panjang Natal dan Tahun Baru Masehi. (Amir Santoso, Gurubesar FISIP Ul; Rektor Universitas layabaya, lakarta)
Entitas terkaitAlam | Amir | Apabila | Banjir | Dilaporkan | Himalaya | Indonesia | Jeddah | Khotib | Lihatlah | Makkah | Manusia | Natal | Perilakaalatnpun | Perilaku | Sebaliknya | Selamat | TULISAN | UQ | Allah SWT | Gurubesar FISIP | Ilmu Bumi | Kutub Selatan | Kutub Utara | Rektor Universitas | Tahun Baru | Kucingpun Buang Hajat Sembarangan |
Ringkasan Artikel Ini
Tapi kucing di zaman sekarang buang hajat semaunya bahkan juga di dekat pintu rumah, tidak lagi membuat lobang melainkan buang saja kotorannya sesukanya tanpa menutupinya sehingga baunya tersebar kemana-mana bahkan sering kita menginjak kotoran itu tanpa sengaja. Di buku Ilmu Bumi saat kita di sekolah ditulis bahwa musim kering di Indonesia berlaku dari April-Oktober kemudian musim hujan mulai dari Oktobef-April. Tapi sekarang, tidak jelas lagi karena bisa saja hujan mengguyur di tengah musim kering dan sebaliknya hujan tidak pernah turun di saat musim hujan. Dilaporkan bahwa suhu telah bertambah panas dan salju di Kutub Utara dan Kutub Selatan serta di puncak Himalaya mulai meleleh sehingga air laut meninggi dan menenggelamkan beberapa pulau kecil.